Dinding memiliki peran penting sebagai penopang bangunan. Itulah mengapa proses pembangunan dinding harus sangat diperhatikan agar memiliki kualitas yang baik, kokoh, dan tidak mudah rusak. Namun, terkadang meskipun terlihat kokoh, ternyata dinding mudah sekali retak, bahkan saat belum selesai dibangun. Mengapa bisa begitu ya?
Berikut ini adalah beberapa penyebab dinding rumah mudah retak.
1. Penggunaan Material yang Kurang Berkualitas
Material bangunan yang kurang berkualitas akan memengaruhi kualitas bangunan juga. Akibatnya proses aplikasi yang sulit hingga menyebabkan dinding bisa mudah retak juga. Itulah mengapa, pastikan untuk memerhatikan kualitas material bangunan yang digunakan, salah satunya adalah adanya SNI pada kemasan mortar, semen, maupun material lain yang Anda gunakan.
2. Proses Pembangunan yang Terburu-buru
Setiap proses pada pembangunan dinding harus dilakukan secara tepat, termasuk ketika memiliki waktu tunggu untuk proses pengeringan. Misalnya, pada pengeringan plesteran dinding membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 14 hari. Melanjutkan proses sebelum pengeringan plesteran terjadi secara sempurna akan memengaruhi kualitas dinding yang dibangun.
3. Penyusutan Plester
Pada saat proses pengeringan plester, umumnya akan terjadi penyusutan akibat cairan yang hilang. Kondisi ini biasanya akan menimbulkan retak sedikit pada dinding dan merupakan hal yang wajar. Jadi tidak perlu khawatir jika melihat retak selama proses pengeringan plester.
4. Fondasi Bangunan yang Tidak Sesuai Standar
Fondasi bangunan merupakan dasar kekuatan sebuah bangunan. Jika fondasi dibangun tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka dampaknya akan membuat bangunan tidak kokoh, termasuk dinding yang mudah retak. Bahkan, keretakan dinding bisa terjadi sejak bangunan masih terbilang baru.
5. Pergeseran Tanah
Ketika Anda membangun rumah di area tanah yang rentan bergeser atau tidak stabil, bangunan akan lebih rentan mengalami kerusakan termasuk dinding yang retak. Penyebabnya karena tanah yang tidak stabil akan memengaruhi fondasi bangunan dan mengurangi kekokohan bangunan. Salah satu contoh tanah yang tidak stabil adalah tanah bekas rawa.
Untuk Anda yang sedang membangun rumah, memastikan penggunaan material bangunan berkualitas dan proses pembangunan dilakukan sesuai aturan sangatlah penting karena berkaitan dengan keselamatan.
